Rasa syukur yang tertuang dalam ritual adat sedekah laut
Cilacap memang kaya akan lautnya, tak heran mata pencaharian warganya di pesisir selatan mendominasi sebagai nelayan. Setiap desa ataupun kelurahan mempunyai paguyuban kelompok nelayan di Cilacap sangatlah banyak, seperti kelompok nelayan, Lengkong, Kemiren, Tegal kamulyan, Tegal Katilayu, Sidakaya, Donan, Sentolo Kawat dan lainnya.
Tradisi adat Sedekah laut yang sudah dilaksanakan turun temurun oleh nenek moyang adalah ungkapan wujud rasa syukur atas segala kemudahan rezeki dan keselamatan yang diberikan oleh Tuhan yang Maha Kuasa, dengan dilaksanakannya sedekah laut para nelayan berharap tidak ada rintangan dalam mencari rizki di laut dan terhindar dari segala marabahaya. Rasa sukur itu disimbolkan dengan mempersembahkan berbagai macam sesaji yang dilarung ke laut.
Sedekah laut rutin dilaksanakan setiap tahun di bulan Sura dalam kalender Jawa dan Muharram dalam kalender Hijaiyah. Hari yang pelaksaan sedekah laut adalah hari Jum’at Kliwon, jika dibulan Sura tidak terdapat hari pasaran Jum’at Kliwon, sedekah laut akan dilaksanakan hari Selasa Kliwon.
Acara sedekah laut dimulai di hari sebelum pelaksaan upacara pengarakan sesaji dengan berziarah atau biasa disebut nyekar ke pantai Karangbandung atau disebut pulau Majethi. Konon di Karangbandung atau pulau Majeti inilah awal mula tumbuh bunga Wijayakusuma. Acara ziarah diikuti oleh sesepuh nelayan, para nelayan dan masyarakat pesisir Cilacap.
Di hari berikutnya prosesi upacara pemberangkatan pelarungan sesaji dibuka secara resmi oleh Bupati dan tokoh masyarakat Cilacap, bertempat di pendopo dan alun-alun Cilacap dilanjutkan dengan pemberangkatan arak – arakan berbagai macam jenis sesaji seperti kepala kerbau atau biasa disebut jolen, gunungan hasil pertanian, jajanan pasar dan lain – lain menuju pantai Teluk Penyu yang jaraknya kurang lebih 1,5 km. Setiap paguyuban kelompok nelayan biasanya akan membawa berbagai macam sesaji, tak heran jika sesaji yang diarak sangat banyak. Sesaji diarak dari pendopo oleh ribuan anggota nelayan dan masyarakat Cilacap. Yang menambah menarik adalah ditandunya seorang perempuan cantik berpakaian adat Jawa dibarisan depan, baru disusul dengan berbagai tandu sesaji. Bagian sesaji paling istimewa adalah jolen, dimana jolen akan dibuatkan miniatur rumah joglo kuno dihiasi janur dan berbagai macam hiasan lainnya. Setelah pelarungan sesaji ditengah laut biasanya para nelayan akan berebut berkah sesaji dan mengambil air laut yang terkena sesaji dengan cara menceburkan diri di laut.
Acara yang paling dinanti – nanti warga setelah prosesi pelarungan sesaji adalah acara hiburan, dimana disetiap kelompok nelayan akan menyelenggarakan berbagai acara hiburan yang biasanya bertempat di sekitaran TPI (Tempat Pelelangan Ikan), dari mulai wayang kulit, kuda lumping, organ tunggal dan lainnya.
Ritual adat sedekah laut mampu mendongkrak kunjungan pariwisata di Kabupaten Cilacap hal ini pun tidak disia-siakan oleh pememerintah daerah Kabupaten Cilacap dengan berbagai promosi melalui papan reklame maupun radio lokal. Dengan dipromosikannya ritual budaya sedekah laut diharapkan masyarakat lebih mengenal pesta adat sedekah laut dan mengenal aneka keragaman budaya Indonesia serta menambah Pendapatan Daerah dari sektor pariwisata.
Yuk wisata ke Cilacap
0 Response to "Rasa syukur yang tertuang dalam ritual adat sedekah laut"
Posting Komentar